Menjaga Adab di Grup WhatsApp: Jangan Sampai Chat Jadi Dosa Jariyah
|
| Image by Gerd Altmann from Pixabay |
Pernah nggak, kita buka WhatsApp, tiba-tiba ada pesan di grup isinya debat kusir sampai dini hari?
Atau broadcast yang bikin pusing, sampai hoaks yang katanya dari "Teman Dokter Terpercaya"?
Nah, hati-hati. Grup WA itu memang cuma aplikasi, tapi adab kita di sana bisa jadi cermin iman.
Grup Chat: Ladang Amal atau Sumber Masalah?
Di era digital ini, sebagian besar dari kita masuk ke banyak grup: keluarga, teman sekolah, pengajian, bahkan grup RT.
Tapi sayangnya, nggak semua orang paham bahwa di balik layar HP, ada tanggung jawab yang nyata.
"Barangsiapa beriman kepada Allah dan hari akhir, hendaklah ia berkata yang baik atau diam." (HR. Bukhari & Muslim)
Bayangkan, setiap kata yang kita kirim di grup itu tercatat.
Kalau positif, bisa jadi amal jariyah. Tapi kalau sebaliknya, bisa-bisa jadi dosa jariyah yang terus mengalir, apalagi kalau postingan kita disebarkan orang lain tanpa cek fakta.
Keputusan kita dalam mengirim chat itu menentukan sekali, apakah hasilnya akan terang benderang atau gelap gulita.
|
| Image by Colin Behrens from Pixabay |
Adab Utama dalam Grup WA (dan Media Sosial Lainnya)
1. Hindari Menyebar Informasi Tanpa Verifikasi
“Baru dapat info ini, katanya penting!” Eh, ternyata hoaks. Bisa bahaya kalau menyebar berita yang salah.
|
| Image by Hartono Creative Studio from Pixabay |
Islam mengajarkan tabayyun (klarifikasi) sebelum menyampaikan berita.
2. Jangan Jadikan Grup Sebagai Tempat Curhat
Curhat boleh, tapi tempatnya bukan di grup ramai.
Kadang malah bikin orang lain nggak nyaman. Gunakan jalur pribadi kalau memang perlu didengar.
Apalagi kalau curhat hal yang sensitif, tidak semua orang suka.
3. Jangan Spam dan Hindari Forward Berantai
|
| Image by Jorge Henao from Pixabay |
Forward “Assalamualaikum, kirim ke 10 orang biar rezeki lancar”?
Stop. Islam tidak mengajarkan keberkahan dengan cara yang tak jelas sumbernya.
4. Jaga Etika Waktu
Ngirim pesan jam 2 pagi?
Kecuali darurat, sebaiknya hindari. Grup bukan hanya soal kita, tapi semua anggota di dalamnya.
5. Jangan Saling Sindir dan Memicu Konflik
|
| Image by Gerd Altmann from Pixabay |
Debat bisa terjadi, tapi hindari saling menyerang. Bedakan diskusi dan adu ego.
Kalau panas, lebih baik diam sejenak, ambil es batu letakkan di kepala 🗿.
"Seorang Muslim adalah saudara bagi Muslim lainnya, tidak mendzaliminya dan tidak membiarkannya (dalam kesulitan)." (HR. Bukhari & Muslim)
Simpel Tapi Penting: Gunakan WA Sebagai Sarana Kebaikan
- Saling menyemangati dengan kata-kata positif
- Mengingatkan waktu shalat atau kajian ilmu
- Berbagi ilmu yang sudah jelas sumbernya
Kalau kita bisa menjaga adab di dunia nyata, kenapa tidak di dunia digital ? Toh, keduanya sama-sama dicatat oleh malaikat.
Kesimpulan
Grup WhatsApp adalah ladang yang bisa kita tanami pahala atau dosa. Semua tergantung bagaimana kita menggunakannya.
Islam tidak melarang teknologi, tapi menuntun umatnya untuk bijak dan beradab di dalamnya.
Mari jadikan jari kita sebagai sumber pahala, bukan sumber penyesalan kelak.
Bagikan artikel ini jika bermanfaat. Siapa tahu, kamu jadi perantara hidayah untuk orang lain.
FAQ
Q: Apakah boleh keluar dari grup yang isinya tidak bermanfaat?
A: Boleh. Jika grup sering berisi hal yang tidak bermanfaat, bahkan mengarah pada ghibah atau konflik, lebih baik keluar dengan cara yang sopan dan tidak menyinggung.
Q: Bolehkah menegur anggota grup yang suka menyebar hoaks?
A: Boleh dan bahkan dianjurkan, asalkan dilakukan dengan adab. Ingatkan secara pribadi dulu agar tidak mempermalukan di depan umum, seperti chat langsung ke nomor pribadinya.
Catatan kecil : Hati-hati menegur orang, lihat dulu keadaan orangnya apakah Sensean atau Bijaksana.
Ingat! Penampilan tidak menjamin seseorang itu bijak.


Posting Komentar